MEMBACA, BERFILSAFAT DAN BERKARYA: REFLEKSI KELAS FILSAFAT
Bang Zul
Rumah Transformasi Indonesia
Sebelum
memetik buah filsafat, ada baiknya untuk kita ketahui diskusi-diskusi faktual
kelas filsafat yang telah dilaksanakan semester ini. Ada dua mata kuliah
filsafat yang saya ampu, yaitu: Filsafat Umum pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an
dan Tafsir semester I; dan Filsafat
Islam pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Semester III. Keduanya berada
di bawah Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, IAIN Samarinda.
Pada
mata kuliah Filsafat Umum, kami membahas dan mendiskusikan banyak tema-tema
pokok, yaitu: Hal-hal yang berkaitan dengan pengertian, objek dan tujuan studi
filsafat; Metodologi dan Sistematika Filsafat; Hubungan Ilmu, Agama dan
Filsafat; Corak Filsafat Kuno, Filsafat
Abad Pertengahan, hingga Filsafat Modern; Filsafat Etika, Etika Sosial, Etika
Lingkungan, Toleransi, Hak Asasi Manusia, Ekonomi dan Pembangunan.
Diskusi-diskusi dilakukan secara berkelompok, yang dipimpin oleh para pemateri
utama dengan menyampaikan hasil penulisan makalah sesuai tema yang telah
ditentukan.
Hal
yang sama juga terjadi pada mata kuliah Filsafat Islam. Banyak yang telah kami
bahas dan diskusikan berkaitan dengan tema-tema pokok Filsafat Islam. Dimulai
dari karakteristik Filsafat Islam, Falsafah Al-Ula (Filsafat Ketuhanan),
Alam, Jiwa, Manusia, Emanasi, Akal, Cahaya, Etika, Pendidikan dan Politik
dengan menelusuri pemikiran para tokoh Filosof Islam semenjak Al-Kindi (801 –
873 M), Al-Razi (864 -925 M), Al –Farabi (870 – 950 M), Ikhwan Al-Shafa (10 M),
Ibnu Miskawaih (932-1030 M), Ibnu Sina (980 - 1038), Al-Ghazali (1058 – 1111 M),
Suhrawardi Al-Maqtul (1153 – 1191 M), Ibnu Bajjah (1082 – 1138 M), Ibnu Thufayl
(1110 – 1184 M), Ibnu Rusyd (1126 – 1198 M) dan Al-Thusi (1201-1272 M). Semua
tokoh ini didiskusikan sebagai cara untuk menemukan pokok-pokok pemikiran yang
khas, serta titik-titik perbedaannya dengan filosof-filosof lain, tidak lupa
pula dibahas relevansi pemikiran tokoh dengan realitas kontekstualnya dan
hubungannya dengan kondisi saat ini.
Dari
dua faktualitas akademik di atas, apa sebenarnya yang ingin kita kembangkan?.
Jawabannya adalah sebagai sebuah usaha untuk menghubungkan simpul-simpul
keilmuan dari banyak sumber. Dari episentrum peradaban Islam itu sendiri, Timur
Tengah, Persia, Barat dan Nusantara. Dengan begitu studi Filsafat menjadi
energi yang kaya sebagai cara pandang keilmuan yang kokoh dan holistik. Yang
mampu menjadi titik pijak ilmu-ilmu keislaman yang dikembangkan oleh mahasiswa,
dalam hal ini Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, serta Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Orientasi praktisnya, para mahasiswa IAT mampu memproduksi
penafsiran-penafsiran yang sesuai dengan zaman dan realitasnya. Di bidang
Tafsir, Filsafat amatlah penting. Bukankah nama besar Fakhr al-Din Al-Razi
(1149-1210 M), penulis Tafsir Mafatih Al-Ghayb, adalah mufassir
sekaligus Filosof besar yang karyanya sangat diperhitungkan di kalangan
akademisi. Bagi mahasiswa KPI, Filsafat menjadi alat analisis dalam mengolah,
membuat dan menyampaikan pesan-pesan agama yang segar, menyejukkan, dan dapat
diterima dengan baik oleh masyarakat luas. Filsafat Umum dan Filsafat Islam,
keduanya sama pentingnya. Filsafat Umum menjadi pintu masuk menyelami Filsafat,
sebelum bertemu dengan peradaban besar khazanah Filsafat Islam pada semester
selanjutnya. Sedangkan, Filsafat Islam itu sendiri akan menjadi kapital
intelektual yang berguna untuk membangun argumentasi pemikiran keislaman yang
kokoh dalam pengembangan keilmuan selanjutnya dengan tema-tema yang tentu saja
terus berubah dinamis dari waktu ke waktu. Karena, hal demikianlah yang juga dilakukan
oleh para filosof dari masa ke masa.
Karya
yang ada di hadapan para pembaca ini adalah karya yang ditulis oleh para
mahasiswa, setelah melakukan penelusuran sumber, penyusunan makalah,
diskusi-diskusi, respon, kritik dan tanya jawab yang dilakukan oleh peserta
diskusi. Dapat dikatakan bahwa kompilasi makalah ini adalah buah karya para mahasiswa.
Sebagai sebuah karya, saya melihat ada tahapan dan proses dalam penciptaan
karya tulis yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut. Hal inilah yang
seharusnya terus dilakukan oleh mahasiswa: membaca, berfikir filosofis dan
menuliskannya menjadi karya yang bisa dibaca dan memberikan pencerahan baik
bagi diri sendiri maupun masyarakat umum. Sebagai pribadi, pembelajar Filsafat
akan semakin arif dan bijaksana, serta mampu memberikan pengaruh baik bagi
sekelilingnya. Inilah yang saya maksud sebagai buah dari Filsafat itu. Sebagai
kalam pamungkas, saya sampaikan selamat kepada para penulis. Semoga tulisan-tulisan
ini bermanfaat bagi semua orang, dan bernilai ibadah bagi diri para penulisnya.
Alhamdulillah, Wa Allahu A’lam bi al-Shawab. Selamat Membaca!
Gambar: sufipathoflove.com
Gambar: sufipathoflove.com
Komentar
Posting Komentar